DPR Kebankaran Jenggot ( dan ) Kumis.....?
Mengamati perilaku anggota DPR saat ini memang lebih mirip kita mengamati sekumpulan orang yang dari daerah yang bisa di katakan sebagai orang yang merantau ke jakarta untuk mencari pekerjaan dengan cara melamar pekerjaan tersebut dari daerah masing masing keudian setelah di terima mereka di tempatkan tugas di Jakarta, Ketika mereka melamar pekerjaan sebagai dewan di daerahnya, dengan berbagai cara dan janji yang sedemikian rupa agar bisa lolos dan bisa di terima di kantor dewan di Jakarta, tetapi sertelah berhasil di terima, mereka seolah lupa dengan janji dan tujuan awal kenapa mereka mau dan bersedia di tempatkan di Jakarta, para anggota dengan dengan gelar " ANGGOTA DEWAN YANG TERHORMAT " menjelma menjadi komunitas pekerja di sebuah kantor mewah dengan berbagai fasilitas mewah dan gaji yang sangat besar, tetapi sama sekali tidak berpikir dari mana gaji dan fasilitas itu mereka dapatkan, bahkan mereka lupa atau sama sekali merupakan apa tugas dan kwajiban sebagai anggota dewan, tidak menutup kemungkinan kalau saja mereka di tanya akann apa tugas dan kerjaan seorang angggota dewan kita yakin tidak sedikit yang menjawab salah atau bahkan tidak tahu sama sekali.
Tetapi betapa ironisnya, dengan masa kerja yang hanya lima tahun, anggota dewan bukanya memaksimalkan akan tugas tugas mereka yang sebenarnya, kalaupun ada sebagian anggota dewan yang menyadari akan tugasdan fungsi sebagai anggota dewan, pasti akan berujung dengan kontroversi, berapa banyak keputusan yang di hasilkan oleh angota dewan berakhir dengan berita suap dan korupsi.Berkaca dari hal tersebut justru mengapa saat ini anggota dewan lebih berjuang mati matian agar bisa mnedapatkan gedung baru dan fasillitas super mewah dan staf yang sedimikian banyaknya, masing masing anggota dewan akan mendapatkan lima staf ahli dengan dengan tugas apa saja staf ahli tersebut, mungkin saja dengan lima staf anli pemerintah dan anggota dewan bermaksud menciptakan lapangan kerja baru, coba bayangkan saja, berapa banyak anggota dewan tinggal mengalikan jumlah staf ahlinya, belum lagi untuk anggota dewan di daerah.Dengan gedung baru dan fsilitas baru, apakan anggota dewan bisa bekerja maksimal, bisa benar benar menjadi soerang wakil rakyat, atau justru makin keenakan, semua di kerjakan oleh staf ahlinya. dari membuat secangkir kopi, selembar kerta untuk di foto copy sampai menulis sms di kerjakan oleh anggota staf ahli, terus apa kerja anggota dewan sebenarnya..?
Tetapi alangkah malunya negeri ini, ketika masalah gedung baru yang sedemikian tidak penting untuk bangsa dan rakyatnya di permasalahkan, para anggota dewan tidak ada yang menaggapi, memang ada sebagian anggota dewan yang masih memiliki hati nurani dengan mengatakan " itu tidak benar " tetapi apa mereka sanggup melawan arus yang setuju dan memang mengharapkan agar gedung baru itu segera di bangu, tetapi ketika KPK mengumumkan dan menetapkan sejumlah anggota dewan terlibat dalam masalah " TRAVEL CHECK " hampir semua partai bersuara, bahkan sampai ketua dewan pun buru buru mengadakn konfrensi pers, apa maksud mereka...?. sekedar ingin menjadi pahlawan buat koruptor, atau sekedar cuci tangan seolah ingin mengatakan anggota dewan tidak mungkin korupsi....
0 comments:
Post a Comment