http://www.emailcashpro.com

Monday, 20 July 2009

Pengebom Ritz Masuk Lewat Lorong Marriott

Pengebom Hotel Ritz-Carlton diduga masuk lewat terowongan bawah tanah yang menghubungkan hotel itu dengan Hotel JW Marriott. Seorang anggota staf Hotel Ritz-Carlton menuturkan, sebelum ledakan pada Jumat pagi itu, ia sempat melihat seorang pria yang diduga sebagai pelaku keluar dari lorong tersebut.

Pria misterius itu, ujarnya, masuk ke Ritz selang beberapa menit setelah terjadi ledakan di JW Marriott. "Saya yakin dia orangnya," kata petugas hotel yang meminta namanya dirahasiakan itu tadi malam. "Laki-laki itu agak tinggi, sekitar 170 sentimeter. Ia mengenakan jas hitam dengan kemeja putih. Rambutnya disisir ke samping dan membawa tas ransel serta menggeret tas troli," ujarnya.

Biasanya, kata petugas di Ritz itu, lorong bawah tanah yang menghubungkan kedua hotel tersebut hanya digunakan oleh karyawan. Namun, Jumat pagi itu pengamanan kacau karena semua petugas dalam keadaan panik setelah ledakan di Marriott. Itu pulalah yang membuat pelaku lolos dari pemeriksaan di mulut lorong.

Dari lorong itu, pria berpakaian perlente itu bergegas menuju restoran Airlangga di Ritz. Sesaat kemudian, bum... ledakan terjadi. "Kayaknya tubuhnya hancur," kata petugas hotel itu.

Masih ada calon pengebom Ritz lainnya selain pria itu. Sumber di kepolisian mengungkapkan, pengebom hotel ini mungkin seorang wanita. Ini karena di hotel itu polisi menemukan potongan mayat wanita yang hingga kini identitasnya belum diketahui. Tubuhnya paling rusak dibanding korban tewas lainnya di Ritz. Kerusakan itu, kata polisi, mengindikasikan bahwa wanita tersebut berada paling dekat dengan pusat ledakan.

Sementara pengebom Ritz masih misterius, identitas pengebom Marriott makin jelas. Dikdik Ahmad Taufik, 39 tahun, yang pagi itu baru saja berganti tugas menjadi penyelia keamanan di lantai utama Hotel JW Marriott, mengaku melihat pria yang diduga sebagai pengebom hotelnya. Ciri-cirinya: berwajah oval, kurus, tinggi badan sekitar 170 sentimeter, mengenakan topi dan jas hitam, serta menyandang tas ransel di dadanya dan menyeret koper.

Dikdik sempat menegur pria yang sedang menuju Lounge Syailendra itu. "Saya mau bertemu bos saya di dalam," ujar Dikdik menirukan kata-kata pria itu. "Ingin mengantar pesanan ke bos saya itu," pria tersebut menambahkan.

Menurut polisi, pria itu adalah penyewa kamar 1808 di Marriott dan terdaftar bernama Nurdin Aziz. Ia diduga kuat sebagai pelaku peledakan di Marriott.

Sidney Jones, Direktur International Crisis Group, menduga pria bernama Nurdin Aziz itu tak lain adalah Nur Hasbi. Ia "orang lama" dalam jaringan gembong teroris Noor Din M. Top. Sidney mengatakan Nur Hasbi adalah teman satu angkatan Asmar Latin Sani, yang tewas dalam peristiwa bom bunuh diri di Marriott pada Agustus 2003. "Mereka sama-sama lulus dari pesantren di Ngruki pada 1995," kata Sidney.

Hasbi pulalah yang menyewakan sebuah rumah persembunyian buat Noor Din di Wonosobo. Pada April 2006, polisi menggerebek rumah itu. Noor Din lolos, tapi dua rekannya tewas, yakni Jabir dan Abdul Hadi.

Sampai tadi malam, polisi belum bersedia memberikan konfirmasi tentang hal ini. "Masih kami kembangkan," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Nanan Soekarna. Yang jelas, dari sembilan korban tewas, baru lima yang bisa diidentifikasi. Empat lainnya masih dalam proses identifikasi lantaran kondisi tubuh mereka yang rusak parah.

Sumber : tempointeraktif.com

0 comments:



  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP