Setelah Nurhasbi, Kini Muncul Nama Bahrudin
Nama baru mencuat dikaitkan dengan ledakan bom di dua hotel mewah di Jakarta, JW Marriott dan Ritz Carlton. Bahrudin Latif alias Baridin, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Muaddib, Cilacap, Jawa Tengah.
Hingga Senin, 20 Juli 2009, kediaman Bahrudin di Cilacap, Jawa Tengah, masih dipasang garis polisi atau police line. Garis polisi ini dipasang karena polisi menemukan rangkaian bahan peledak pada Selasa, 14 Juli lalu di belakang rumahnya.
Bahan peledak itu ditemukan tiga hari sebelum ledakan di JW Marriott dan Ritz Carlton yang menewaskan sembilan orang dan melukai 53 lainnya. Bahan peledak yang ditemukan di kediaman Bahrudin inilah yang disebut-sebut polisi mirip dengan jenis yang meledak pada Jumat, 17 Juli lalu di Mega Kuningan.
Kemiripan ini ditegaskan juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal, Nanan Soekarna, kemarin. "Bom yang dipakai di sini itu sama identiknya dengan yang di Cilacap," kata Nanan di Pusat Informasi bom Mega Kuningan, Apartemen Bellagio, kemarin.
Saat ini, suasana Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, sudah tenang pasca-ditemukannya bahan peledak. Pondok pesantren pun sudah berjalan seperti biasa.
Tetapi, pengasuh pondok pesantren menolak temuan bom ini dikaitkan dengan bom di kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta Selatan. "Tidak terkait dengan bom di Jakarta," kata Direktur Pondok Pesantren, Mahfud.
Detasemen Khusus Antiteroris 88 melakukan penggerebekan di rumah Baridin alias Bahrudin Latif, pimpinan Pondok Pesantren Al-Muaddib Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa 14 Juli 2009.
Pasukan khusus antiteror tersebut menemukan alat-alat elektronik lengkap dengan petunjuk rangkaian yang diduga alat membuat bom di kebun belakang Baridin, yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumah. Benda elektronik itu berada di dalam di jerigen biru yang ditimbun tanah di belakang rumah Baridin.
Sumber : nasional.vivanews.com
Hingga Senin, 20 Juli 2009, kediaman Bahrudin di Cilacap, Jawa Tengah, masih dipasang garis polisi atau police line. Garis polisi ini dipasang karena polisi menemukan rangkaian bahan peledak pada Selasa, 14 Juli lalu di belakang rumahnya.
Bahan peledak itu ditemukan tiga hari sebelum ledakan di JW Marriott dan Ritz Carlton yang menewaskan sembilan orang dan melukai 53 lainnya. Bahan peledak yang ditemukan di kediaman Bahrudin inilah yang disebut-sebut polisi mirip dengan jenis yang meledak pada Jumat, 17 Juli lalu di Mega Kuningan.
Kemiripan ini ditegaskan juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal, Nanan Soekarna, kemarin. "Bom yang dipakai di sini itu sama identiknya dengan yang di Cilacap," kata Nanan di Pusat Informasi bom Mega Kuningan, Apartemen Bellagio, kemarin.
Saat ini, suasana Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, sudah tenang pasca-ditemukannya bahan peledak. Pondok pesantren pun sudah berjalan seperti biasa.
Tetapi, pengasuh pondok pesantren menolak temuan bom ini dikaitkan dengan bom di kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta Selatan. "Tidak terkait dengan bom di Jakarta," kata Direktur Pondok Pesantren, Mahfud.
Detasemen Khusus Antiteroris 88 melakukan penggerebekan di rumah Baridin alias Bahrudin Latif, pimpinan Pondok Pesantren Al-Muaddib Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa 14 Juli 2009.
Pasukan khusus antiteror tersebut menemukan alat-alat elektronik lengkap dengan petunjuk rangkaian yang diduga alat membuat bom di kebun belakang Baridin, yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumah. Benda elektronik itu berada di dalam di jerigen biru yang ditimbun tanah di belakang rumah Baridin.
Sumber : nasional.vivanews.com
0 comments:
Post a Comment